^ Zona Info: March 2017

8 Perilaku Atasan yang bikin Gerah karyawan

Delapan perilaku atasan yang berisiko mendorong pegawai untuk keluar dari tempat kerja?
1. Tidak memperdulikan pendapat anggota tim
Berada di posisi lebih senior bukan berarti seseorang selalu benar, sayangnya ada saja atasan yang sering menganggap pendapat sendiri paling benar dan kadang malah memaksakan pemikirannya sebagai solusi, walau tidak ideal. Hal ini bisa membuat pegawai yang merasa suaranya tidak diapresiasi mulai melirik kesempatan baru di tempat lain.
2. Tidak menghormati kehidupan pribadi anggota tim
Pegawai punya kehidupan sendiri di luar tempat kerja dan tidak semua orang bersedia hidup hanya untuk bekerja. Hanya karena sang atasan menomorsatukan karier dan bersedia bekerja pagi hingga malam, bukan berarti beliau harus memaksakan pandangannya kepada semua pegawai. Ketika jam kerja berakhir, pegawai lazimnya tidak punya kewajiban untuk terus merespon panggilan kerja. Seorang atasan perlu ingat kalau pegawai bukan robot yang tidak punya kepribadian dan hidup pribadi.
3. Hanya berbaik-baik jika butuh sesuatu dari pegawainya
Manis ketika akan menghibahkan tugas ekstra pada bawahan, ramah ketika ada maunya, dan perilaku manipulatif serupa lama kelamaan bisa membuat gerah, apalagi jika dibalik ketika pegawai mengajukan kebutuhan pribadi seperti istirahat atau keringanan, atasan malah keras menolak, kadang tanpa alasan yang jelas.
4. Mengorbankan bawahan untuk menyelamatkan diri sendiri
Loyalitas adalah satu aspek yang bersifat timbal balik. Atasan yang tidak ragu untuk menyalahkan bawahan atas kesalahan yang sebetulnya ia lakukan sendiri sama sekali tidak akan membuat pegawai merasa nyaman dan bertahan lama di perusahaan tersebut.
5. Mengabaikan atau mengecilkan permasalahan yang diajukan pegawai
Masalah yang dimaksud bisa bersumber dari infrastruktur perusahaan atau konflik antar staf, tapi bagaimanapun juga, seorang ATASAN yang MANUSIAWI berkewajiban untuk memastikan pegawainya aman dan nyaman ketika bekerja. Jika permasalahan sudah dihadirkan dan atasan tidak juga menunjukkan niat untuk mengatasinya, pegawai bisa jadi akan mulai melirik pintu keluar.
6. Tidak menghargai prestasi pegawai, tapi membesar-besarkan kesalahan kecil
Tidak semua pegawai merasa perlu dipuji-puji jika mereka berprestasi, tapi tidak ada yang suka jika pelanggaran kecil dijadikan permasalahan besar seakan kesalahan itu bisa menghancurkan perusahaan. Hal ini malah membuat atasan terkesan mencari-cari kesalahan. Jika setiap langkah terasa seperti ranjau, pegawai mana yang bisa betah?
7. Berbohong pada pegawai
Pasangan pacaran saja lama kelamaan bisa bosan dan minta putus jika hanya disuapi kebohongan, apalagi pasangan atasan dan bawahan. Tidak hanya kebohongan, tapi juga janji-janji yang tidak pernah dipenuhi, baik itu kenaikan gaji atau promosi kerja,
8. Menerapkan standar luar biasa tinggi pada bawahan
Memiliki standar tinggi boleh-boleh saja, tapi apakah atasan itu sendiri bisa memenuhi standar yang ditetapkan pada pegawainya? Jika tuntutan dirasa selalu melebihi kemampuan fisik dan mental, bukan tidak mungkin tekanan tersebut akan mendorong pegawai untuk keluar.—Qerja.com